Tanah gambut terbentuk dari material organik. Alhasil, ia mempunyai ciri khas mengandung serat, kadar organik tinggi, dan berwarna coklat sampai kehitaman. Gambut juga cenderung memiliki kadar keasaman tinggi.
Tanah gambut mempunyai berat jenis yang kecil sehingga sangat ringan. Umumnya, gambut mempunyai sifat sebagai koloid kuat yang mampu mengikat air sehingga tanah gambut mempunyai kemampuan menyerap air yang tinggi.
Perkuatan Tanah Gambut
Lahan gambut didefinisikan sebagai lahan dengan tanah jenuh air, terbentuk dari endapan yang berasal dari penumpukkan sisa-sisa (residu) jaringan tumbuhan masa lampau yang melapuk.
Dikutip dari laman pantaugambut.id, luas lahan gambut di Indonesia belum dapat dipastikan. Pada 1992, seorang peneliti Pusat Penelitian Tanah Bogor menemukan bahwa terdapat sekitar 15,4 juta hektar lahan gambut di Indonesia.
Seiring pesatnya pembangunan, penelitian mengenai gambut juga kian berkembang. Hal ini karena banyaknya sebaran tanah gambut di Indonesia, dan pembangunan di atas tanah gambut.
Aktivitas pembangunan di atas gambut memiliki risiko tersendiri. Konsekuensinya, akan ada permasalahan baik dari segi biaya sampai dengan metode yang dipilih untuk pembangunan.
Masalah yang sering muncul adalah rendahnya daya dukung (bearing capacity) lahan gambut untuk pembangunan fondasi. Dengan demikian, perlu diupayakan rekayasa teknik untuk meningkatkan daya dukung tanah gambut.
Artikel ini membahas percobaan pencampuran gambut dengan material binder, untuk menguji daya ikat material binder yang memungkinkan untuk meningkatkan daya dukung gambut.
Pengujian Laboratorium
Pengetesan dilakukan pada tanah gambut berkadar air tinggi, dicampur dengan Microcem yang merupakan material binder khusus yang mampu masuk ke dalam pori berukuran µm. Material binder khusus ini mampu mengisi pori pada tanah hingga mengikat antar butirnya.
Metode penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan karakteristik nilai kuat tekan pada tanah gambut jika telah dicampur dengan Microcem dan resin Silicajet ST HP.
Tahapan-tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Persiapan Benda Uji
Benda uji yang disiapkan berupa tanah gambut dan Microcem. Sayangnya, tanah yang disiapkan sudah hancur, karena proses pemindahan benda uji dari lapangan ke laboratorium.
Untuk mendapatkan benda uji seperti pada asalnya, sebelum pencampuran dengan Microcem dan Silicajet ST HP, terlebih dahulu gambut yang menjadi benda uji diberi air hingga sama seperti kondisinya di lapangan.
Pengujian
Pengujian dilakukan pada 2 sampel gambut. Sample pertama dicampur dengan Microcem, dan sampel kedua dicampur Silicajet ST HP. Setelah masing-masing dicampur, sampel di-curing selama 14 hari kemudian diuji. Benda Uji menggunakan cetakan silinder standar seperti pada pengujian kuat tekan pada beton.
Setelah dicampur Microcem dan Silicajet ST HP, tampak bahwa tanah gambut menjadi lebih keras. Pengujian kuat tekan yang dilakukan menunjukkan nilai yang cukup bagus, seperti berikut:
Campuran | Nilai kuat tekan (Mpa) |
Silicajet STHP | 0,8 Mpa |
Microcem | 0,5 Mpa |
Setelah pengujian, sampel uji dengan campuran Microcem tidak menunjukkan kehancuran, hanya keretakan.
Sementara sampel gambut dengan campuran Silicajet ST HP menunjukkan adanya keretakan setelah dilakukan pengujian.
Kesimpulan
Dari pengujian, diketahui bahwa metode lain untuk menambah nilai kuat tanah atau stabilisasi tanah dasar yaitu dengan mencampurkan Silicajet ST HP ataupun dengan Microcem.
Stabilisasi tanah dengan material ini sangat efektif pada bangunan yang sudah berdiri. Selain lebih efisien, pengerjaan juga lebih mudah, yakni dengan metode pressurized grouting atau injeksi.