Kebakaran dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Pemicunya banyak, di antaranya ledakan gas, sambaran petir, atau akibat arus pendek (korsleting).
Dampak kebakaran kerap kali fatal, menimbulkan korban jiwa, dan kerusakannya bisa menghabiskan segalanya, termasuk bangunan.
![](http://arcon.id/wp-content/uploads/2020/09/grouting1-768x1024.jpg)
Namun, dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, banyak gedung kini dilengkapi dengan berbagai antisipasi terhadap kebakaran. Upaya perlindungan juga diaplikasikan pada struktur bangunan, dimulai dari sistem perancangan struktur yang tepat, hingga peningkatan kualitas bahan yang dipakai.
Efek kebakaran terhadap konstruksi bangunan antara lain:
- Penurunan mutu beton.
- Penurunan nilai kuat beton.
- Degradasi pada baja pada beton yang menjadi tulangan.
- Hilangnya lekatan pada ikatan baja dan tulangan.
- Pengelupasan beton (spalling).
- Baja melengkung.
Efek tersebut diakibatkan oleh panasnya api, sehingga ikatan antara material beton hilang.
Metode perbaikan
Bagian penting dalam perbaikan bangunan yang mengalami kebakaran di antaranya perbaikan elemen struktur bangunan.
Perbaikan elemen struktur yang mengalami kerusakan harus segera dilakukan, karena ini merupakan bagian utama yang menopang suatu bangunan.
Hal-hal yang harus diperhatikan:
- Material baru yang akan dipakai harus mempunyai ikatan yang tinggi dengan material yang lama, sehingga tidak terjadi pergeseran (slip) antara keduanya.
- Nilai kuat material pengganti minimal sama dengan material lama sebelum mengalami kebakaran.
- Material tidak boleh mengalami retakan dan susut (shrinkage) yang terlalu besar.
Salah satu metode perkuatan struktur adalah jacketing kolom, yaitu dengan cara menambah diameter suatu kolom. Ketebalan jacketing kolom disesuaikan dengan kebutuhan bangunan untuk menahan beban.
![](http://arcon.id/wp-content/uploads/2020/09/Pemasangan-FRP-Balok-1024x768.jpg)
Selain jacketing, metode lain yang lebih sederhana yaitu dengan pemasangan FRP (Fiber Reinforced Polymer), material berbahan fiber yang berbentuk lembaran, mempunyai fungsi untuk memperkuat beton.
FRP semakin populer digunakan dalam perkuatan beton (baik untuk rehabilitasi struktur jembatan, bangunan, maupun untuk post tension) dibandingkan menggunakan material baja.
Keunggulan FRP antara lain:
- Tidak korosif. Berbeda dengan material dari baja, tergantung dari tipenya bisa mengalami korosi dalam perjalanan waktunya.
- Berat per volumenya lebih rendah dibanding baja, sehingga mengurangi tambahan beban pada beton
- Menghilangkan kebutuhan sambungan, karena ukuran dari FRP yang panjangnya melebihi kebutuhan ada yang berkisar 100.
- Mudah dalam pemasangannya.
- Bentuknya yang lembaran menjadikannya lebih fleksibel dalam pengerjaan.
Untuk menentukan metode perkuatan, tentunya terlebih dahulu perlu dilakukan kajian pada bangunan untuk mengetahui kekuatan bangunan pasca kebakaran, agar penanganan yang dilakukan tepat serta nilai kekuatan dari struktur bangunan tercapai sesuai dengan kebutuhan serta fungsi dari bangunan.