Lereng adalah suatu bentuk permukaan bumi yang mempunyai bentuk sudut dengan kemiringan tertentu dengan bidang horizontal. Stabilitas lereng sangat penting dalam proses pembangunan suatu struktur. Salah metode perkuatan yang sering digunakan adalah dengan metode shotcrete.
Bentuk lereng dapat terbentuk secara alami disebabkan proses eksogen. Hal ini berkaitan erat dengan resistensi batuan atau tanah seperti lereng bukit, sungai, dan lain-lain. Ada juga lereng yang terbentuk akibat campur tangan manusia, seperti galian dan timbunan dalam pembuatan bendungan, jalan tol, dan lain-lain.
Selain disebabkan oleh sudutnya, kestabilan suatu lereng juga ditentukan oleh sifat atau nilai keteknikan dari batuan atau tanahnya. Lereng dengan sudut relatif terjal serta nilai keteknikan yang rendah menyebabkan lereng tersebut menjadi tidak stabil. Hal ini dapat mengakibatkan longsor yang membahayakan bangunan/struktur yang berada di bawah atau di atas lereng tersebut.
Longsor dapat dicegah dengan melakukan perkuatan lereng. Salah satu metode yang sering digunakan adalah dengan shotcrete. Metode ini banyak diaplikasikan karena cocok digunakan di berbagai tipe tanah dan batuan, dan dapat mengeras dengan sangat cepat.
Shotcrete dapat ditambah dengan campuran aditif, sehingga dapat mengeras dalam waktu satu jam. Tingkat kekuatannya juga melebihi campuran beton yang dikenal oleh orang awam.
Kelebihan shotcrete:
- Tidak memerlukan kaki beton.
- Ketebalannya tipis, hanya 75 mm.
- Mempunyai kekuatan tarik yang besar.
- Tahan terhadap air.
- Dapat mengatasi lereng dengan kelandaian mencapai 90°
Shotcrete hanyalah salah satu dari metode perkuatan lereng. Tentunya, metode apa pun harus dianalisis terlebih dahulu agar mendapat penanganan yang tepat pada lereng yang akan diperkuat atau distabilisasi.
2 replies on “Stabilisasi Lereng dengan Metode Shotcrete”
mohon di bantu untuk spesifikasi shotcrate
bisa kah minta batu untuk bpk/i,…?
untuk membantu saya dalam merencanakan perkuatan tebing dengan metode shotcrete.n….